6/15/2016 11:51:00 PM -
all,Curhat
5 comments
Curhat - Trivial things
I am in a bit of dilemma, see? Because I don't know how am I going to blog anymore. Use English or Bahasa Indonesia? xD Yeah it doesn't matter much anyway. It's a trivial thing. Insignificant. But to me, trivial things are the one that really matters. Yes, big things are the one we should prioritise. I also tend to see the big picture first when it comes down to planning
Why Kaori is here T_T |
. But when it comes to social life, trivial things stand up at the top. I think I'll use English AND Bahasa Indonesia for this one :) I will tell it twice (but not at the same time)
Bahasa Indonesia
Bagi kalian yang sudah mengenalku, kalian pasti tahu satu hal mengenaiku: pelupa. Aku sering melupakan hal sepele. Pena yang ku taruh di kerah leherku pun terkadang aku sering lupa bahwa aku menyimpannya disana. Barang-barangku di asrama sering sekali tercecer, sampai-sampai peciku tahu-tahu sudah nongkrong di atas lemari temanku. Hehehe, aneh ya? xD bahkan aku terkadang suka lupa sendiri tempat menaruh dompet. Sudah dua kali dompet hampir tercuci, untung ditemukan duluan oleh bibi di asrama.
Benar, aku memang pelupa. Aku sering ceroboh. Tetapi, ada satu hal yang takkan pernah kulupakan: percakapanku bersama orang-orang. Bahkan basa-basi yang terlihat sepele dan mudah dilupakan, bagiku itulah sebenarnya yang paling aku ingat dikemudian hari. Aku bersyukur aku telah mem-backup semua chatku dulu. Yah, tidak semuanya sih, tetapi semua yang berkesan dan.. berpengaruh.
Setelah SMA ini, hidup semakin sibuk. Atau setidaknya, itulah yang dikatakan orang. Memang benar, SMA adalah masa yang lebih sulit dibanding SMP. Desakan sekolah, desakan organisasi, desakan sosial, desakan untuk mengungkap jati diri, semua bercampur aduk dalam masa ini. Bahkan anak yang sudah menemukan jati dirinya semasa SMP masih dapat berubah dengan mudahnya ketika dia SMA.
Banyak anak yang merasa "SMA adalah masa paling indah!". Aku berkata sebaliknya. Menurutku, SMP lebih bermakna bagiku ketimbang SMA ini. "Belum juga setahun, jalanin aja dulu." nasihat seseorang kepadaku. Aku akui memang masa SMA ini memiliki keunikannya sendiri. Aku pun menemukan banyak sekali kenangan-kenangan indah di SMA ini walau hanya setahun, yang takkan pernah kudapat semasa SMP. Entah mengapa, terasa ada yang hilang.
Setelah kutelusuri, kutemui apa hal itu.
Trivial things. Insignificant things. Irrelevant things.
Hal-hal kecil yang terlewat begitu saja, memasuki alam bawah sadar kita tanpa kita sadari.
Aku pernah mendengar bahwa pikiran manusia bagaikan gunung es. Hanya 10% yang tampak dari luar; sisanya berada dibawah air.
Setelah membaca dan menelaah backup dari chat-chat lamaku, aku pun menyadari apa yang selama ini telah kulupakan dan kurindukan.
Benar, aku memang pelupa. Aku sering ceroboh. Tetapi, ada satu hal yang takkan pernah kulupakan: percakapanku bersama orang-orang. Bahkan basa-basi yang terlihat sepele dan mudah dilupakan, bagiku itulah sebenarnya yang paling aku ingat dikemudian hari. Aku bersyukur aku telah mem-backup semua chatku dulu. Yah, tidak semuanya sih, tetapi semua yang berkesan dan.. berpengaruh.
Setelah SMA ini, hidup semakin sibuk. Atau setidaknya, itulah yang dikatakan orang. Memang benar, SMA adalah masa yang lebih sulit dibanding SMP. Desakan sekolah, desakan organisasi, desakan sosial, desakan untuk mengungkap jati diri, semua bercampur aduk dalam masa ini. Bahkan anak yang sudah menemukan jati dirinya semasa SMP masih dapat berubah dengan mudahnya ketika dia SMA.
Banyak anak yang merasa "SMA adalah masa paling indah!". Aku berkata sebaliknya. Menurutku, SMP lebih bermakna bagiku ketimbang SMA ini. "Belum juga setahun, jalanin aja dulu." nasihat seseorang kepadaku. Aku akui memang masa SMA ini memiliki keunikannya sendiri. Aku pun menemukan banyak sekali kenangan-kenangan indah di SMA ini walau hanya setahun, yang takkan pernah kudapat semasa SMP. Entah mengapa, terasa ada yang hilang.
Setelah kutelusuri, kutemui apa hal itu.
Trivial things. Insignificant things. Irrelevant things.
Hal-hal kecil yang terlewat begitu saja, memasuki alam bawah sadar kita tanpa kita sadari.
Aku pernah mendengar bahwa pikiran manusia bagaikan gunung es. Hanya 10% yang tampak dari luar; sisanya berada dibawah air.
Setelah membaca dan menelaah backup dari chat-chat lamaku, aku pun menyadari apa yang selama ini telah kulupakan dan kurindukan.
Chit-chat. Small talk. Trivial talk.
Aku begitu fokus terhadap gambaran besarnya sampai-sampai aku lupa akan detail-detail kecilnya. Aku rindu disaat aku mengobrol basa-basi dengan teman-temanku. Aku rindu disaat kita begadang semalaman hanya karena mengobrol hal-hal yang sesungguhnya tidak ada artinya. Aku rindu ketika kita mendiskusikan hal yang tidak penting tetapi sangat serius sampai-sampai hal tersebut terkesan penting. Aku rindu ketika semua orang bersantai bersama, memanfaatkan waktu istirahat dengan mengobrol bareng, begadang bareng. Aku rindu ketika kita belajar bareng, SKS bareng. Hal-hal kecil, bukan?
El psy congroo.
Kalian tahu kata itu? Itu adalah kutipan dari anime Steins;Gate yang artinya adalah "mempertajam pikiran". Tetapi, sesungguhnya kata itu tidak mengandung maksud apapun. Hal-hal kecil yang tidak berdampak di masa sekarang akan menjadi sangat berdampak di masa yang akan datang. Mengapa kita mudah sekaligus sulit melupakan hal-hal kecil? Karena hal-hal tersebut sudah menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Mata kita sebenarnya menyaksikan semuanya setiap detik kita melihat, melirik, menoleh, melotot, menengadah, merenung. Tetapi demi kesehatan jiwamu agar kamu tidak gila dengan semua informasi yang dibawa masuk oleh matamu ke dalam otakmu, otakmu memilah informasi-informasi tersebut sehingga hanya yang penting saja yang kamu fokuskan. Sisanya? Semuanya masuk dalam alam bawah sadarmu.
Ketika suatu kebiasaan kecil itu berubah, maka otakmu akan merasakan perasaan ganjil. Perasaan bahwa ada sesuatu yang kurang. Lalu, tiba-tiba saja hal-hal yang tadi sudah dibuang otakmu ke dalam alam bawah sadarmu tiba-tiba muncul lagi, terngiang-ngiang dalam pikiranmu.
Tetapi.. itulah yang kurasakan dan kupikirkan. Tak mungkin kan aku melawan logika sekaligus perasaanku sendiri?
Kuyakin beberapa dari kalian juga merasakan ini. Malah mungkin, beberapa kasusnya melibatkan aku sebagai pelaku yang mulai berubah. Aku minta maaf apabila aku menyakiti kalian. Sungguh, karena sungguh egois apabila aku berpikir hanya aku yang mengalami hal seperti ini.
Aku hanya minta satu dari kalian.
Masa lalu bukanlah untuk dilupakan. Masa lalu bukanlah untuk ditinggalkan. Terimalah masa lalu tersebut sebagai bagian dari kalian. Karena, dengan masa lalu itulah kalian bisa menjadi apa yang kalian punya sekarang. Kenanglah masa lalu itu. Berbahagialah dengan masa lalu itu. Karena, hal tersebut tidak dapat diulang kembali.
Dan satu lagi. Jangan lupakan orang-orang yang berkesan di hidupmu. Mungkin suatu saat kau akan membutuhkan mereka ;) Maaf yah kalau curhatan ini terlalu panjang. Sayonara...
5 comments:
(h) (h) (h)
(h)
ada baiknya pilih bahasa.
banyak org indonesia butuh tulisan dan artikel kayak gini, Tapi mereka kesusahan karena banyak bloggers yg tulis dalam english.
@kak Rara: itu dia.. Setiap blogger pasti ada kalanya mendapatkan dorongan untuk Go International gitu, pasti kakak juga pernah kan ngerasain? hehehe, mungkin suatu hari aku akan buat versi inggrisnya, tapi di blog yang lain mungkin karena kalau di blog ini juga bakal dobel2 jadinya :D
Sama, baru setahun di SMA ngerasanya masih lebih indah masa masa SMP. Tapi pas baru lulus SMA, ternyata masa SMA gak kalah seru juga. Kalo dipikir pikir, bukan masalah mana yang paling seru/berkesan. Mereka menjadi masa2 yang seru karna sudah kita lewati. Masa SMP & SMA punya keseruan tersendiri, kalo pun dibandingkan sepertinya gk bisa, karna waktu dan tempatnya saja berbeda.
Post a Comment