7/27/2014 06:03:00 AM -
Story
6 comments
Magistra #1, Prologue
Lgi liburan gini, entah kenapa rasanya jadi pingin ngebuat cerita ini xD silahkan kasih penilaiannya ;) aku masih noob buat kisah xD
Author: Faris Rizki Ekananda
Title: Magistra
Genre: Supernatural, Action
Penasaran dengan ceritanya? cekidottt :D
-------------MAGISTRA (Prologue)-------------
________________________________________
Aku menatap langit; biru cerah, tidak ada awan. Kedua tanganku memegang belanjaan untuk makan malam nanti. Setiap hari minggu, pasti saja aku disuruh membeli bahan makan. Orang tuaku memang selalu sibuk. Ibuku seorang penulis, dan ayahu seorang pembisnis... seakan tiap hari adalah hari Senin. Sebenarnya, dulu tidak seperti ini. Dulu kakak perempuanku Anne, kami selalu bergantian belanja. Kadang kami malah belanja bersama. Tapi... semua itu berubah ketika...
"Tik, tik tik". Aku merasakan air berjatuhan dikepalaku. Tak perlu menunggu lama, hujan deras langsung mengguyurku. Ugh, sedetik cerah, sedetik kemudian hujan deras. Tanpa berpikir panjang, aku pun berlari pulang kerumah.
"Tik, tik tik". Aku merasakan air berjatuhan dikepalaku. Tak perlu menunggu lama, hujan deras langsung mengguyurku. Ugh, sedetik cerah, sedetik kemudian hujan deras. Tanpa berpikir panjang, aku pun berlari pulang kerumah.
2 menit... 5 menit... 10 menit pun telah berlalu. Mengapa aku merasa seperti berputar-putar tempat?
Aku pun berhenti, tepat ditoko tempat aku membeli sayuran tadi. Aku mulai menyadari bahwa jalanan disekitarku sepi, padahal biasanya jalan itu selalu ramai. Kulihat toko-toko disekelilingku. Tidak ada orang! Bahkan para penjualnya pun menghilang. Ayolah Ben! Berpikir jernih!. Aku pun melihat kearah langit dan tercengang. Langitnya berwarna merah darah! Perutku menjadi sangat mual. Kepalaku sudah terasa pusing.
Seakan semua itu masih belum cukup, ada seseorang jatuh didepanku. Aku melupakan rasa sakitku dan mendatanginya untuk membantunya. Begitu aku lihat wajahnya, badanku membeku...
ITU KAKAK PEREMPUANKU!
"Ben," Kata orang itu, "Ben, kau disana?". Aku hanya bisa terdiam. Aku merangkul kepalaku dan berteriak sekencang-kencangnya.
"WOII BEN! Sadar!" Kepalaku terasa seperti diguncang-guncang oleh... Frank?
"Hei bung, kau kenapa? Teriak seperti itu, semua orang merhatiin kita nih!" Kata Frank. Aku melihat kesekelilingku. Semuanya sudah normal, kecuali orang-orang melihat kami seperti sedang melihat orang gila. Lalu, aku menyadari kakakku juga sudah tiada.
"Kakakku, k-k-kau melihat kakakku tidak Frank? Dia t-tadi disini." Ujarku. Frank mendengus, "Ben, kakakmu itu.. sudah tiada. Dia kan sudah menghilang 2 tahun lalu Ben! Sadarlah!" "Iya, iya," Kataku sambil mencoba menenangkan Frank. "Aku cuma.. ah lupakanlah." Kami pun pulang kerumah.
Frank adalah teman kelasku. Kebetulan, kami tinggal bersebelahan. Walau kami sebaya, tapi aku menganggap Frank sebagai kakakku, pengganti kakakku. Semua orang disekitar rumahku kenal kakakku Anne. Dia orang yang ramah, jujur, tipe orang yang mudah disukai semua orang. Tapi, setelah dia menghilang, semua orang mengira dia meninggal. Aku tidak percaya! Aku masih yakin dari lubuk hatiku bahwa dia masih hidup.
Akhir-akhir ini, aku sering mimpi buruk. Bukan mimpi buruk biasa. Mimpi buruk itu terkesan nyata dan... setiap mimpi itu selalu mempunyai kesamaan. Semuanya tentang kakakku.
"Tidak ada yang namanya kebetulan, semua itu adalah takdir." Kata-kata terakhir kakakku Anne itu masih terngiang di kepalaku. "Kau dijalan yang benar, percayalah pada instingmu, pada hatimu." Lagi-lagi, kata-kata Anne masih... terngiang? Tidak, tadi itu suara asli! Aku melihat kesekitarku. Buluku merinding. Suara itu berasal dari orang sebelahku.
"Kenapa Ben? Kau seperti habis melihat hantu." Frank menoleh kearahku. "Eh? Tidak ada apa-apa, abaikan saja aku." Aku berkata sambil terus memerhatikan orang tadi. Lalu.. orang itu menyingkap kepala jubahnya. Untuk yang keseratus kalinya, aku melihat kakakku. Tapi, ini terasa nyata, lebih nyata dari biasanya. Aku mencoba mengejarnya.
Seakan semua itu masih belum cukup, ada seseorang jatuh didepanku. Aku melupakan rasa sakitku dan mendatanginya untuk membantunya. Begitu aku lihat wajahnya, badanku membeku...
ITU KAKAK PEREMPUANKU!
"Ben," Kata orang itu, "Ben, kau disana?". Aku hanya bisa terdiam. Aku merangkul kepalaku dan berteriak sekencang-kencangnya.
"WOII BEN! Sadar!" Kepalaku terasa seperti diguncang-guncang oleh... Frank?
"Hei bung, kau kenapa? Teriak seperti itu, semua orang merhatiin kita nih!" Kata Frank. Aku melihat kesekelilingku. Semuanya sudah normal, kecuali orang-orang melihat kami seperti sedang melihat orang gila. Lalu, aku menyadari kakakku juga sudah tiada.
"Kakakku, k-k-kau melihat kakakku tidak Frank? Dia t-tadi disini." Ujarku. Frank mendengus, "Ben, kakakmu itu.. sudah tiada. Dia kan sudah menghilang 2 tahun lalu Ben! Sadarlah!" "Iya, iya," Kataku sambil mencoba menenangkan Frank. "Aku cuma.. ah lupakanlah." Kami pun pulang kerumah.
Frank adalah teman kelasku. Kebetulan, kami tinggal bersebelahan. Walau kami sebaya, tapi aku menganggap Frank sebagai kakakku, pengganti kakakku. Semua orang disekitar rumahku kenal kakakku Anne. Dia orang yang ramah, jujur, tipe orang yang mudah disukai semua orang. Tapi, setelah dia menghilang, semua orang mengira dia meninggal. Aku tidak percaya! Aku masih yakin dari lubuk hatiku bahwa dia masih hidup.
Akhir-akhir ini, aku sering mimpi buruk. Bukan mimpi buruk biasa. Mimpi buruk itu terkesan nyata dan... setiap mimpi itu selalu mempunyai kesamaan. Semuanya tentang kakakku.
"Tidak ada yang namanya kebetulan, semua itu adalah takdir." Kata-kata terakhir kakakku Anne itu masih terngiang di kepalaku. "Kau dijalan yang benar, percayalah pada instingmu, pada hatimu." Lagi-lagi, kata-kata Anne masih... terngiang? Tidak, tadi itu suara asli! Aku melihat kesekitarku. Buluku merinding. Suara itu berasal dari orang sebelahku.
"Kenapa Ben? Kau seperti habis melihat hantu." Frank menoleh kearahku. "Eh? Tidak ada apa-apa, abaikan saja aku." Aku berkata sambil terus memerhatikan orang tadi. Lalu.. orang itu menyingkap kepala jubahnya. Untuk yang keseratus kalinya, aku melihat kakakku. Tapi, ini terasa nyata, lebih nyata dari biasanya. Aku mencoba mengejarnya.
Kali ini harus bisa! Aku bisa mendengar Frank meneriakiku dari belakang, tapi aku abaikan. Aku mencoba fokus mengejar orang itu. Tanpa sadar aku berlari melintasi jalan raya. "Awas anak bodoh!" Supir mobil itu meneriakiku. Aku tak bisa berbuat apapun lagi... Aku terduduk di depan mobil yang melaju kencang itu.
"Heh, kau masih ceroboh ya, adikku?" Aku mendengar suara kakakku, dan tiba-tiba tubuhku tersentak kesamping. "Ka... kakak?" Cuma itu yang bisa kukatakan, sebelum dunia menjadi gelap... Aku pingsan.
yeayy prolognya selesai ^_^
Chapter 1, akan aku usahakan secepatnya ;)
Silahkan beri penilaian :D Mata ne!
"Heh, kau masih ceroboh ya, adikku?" Aku mendengar suara kakakku, dan tiba-tiba tubuhku tersentak kesamping. "Ka... kakak?" Cuma itu yang bisa kukatakan, sebelum dunia menjadi gelap... Aku pingsan.
To Be Continued ~ Next: Chapter 1, The Truth
________________________________________
Chapter 1, akan aku usahakan secepatnya ;)
Silahkan beri penilaian :D Mata ne!
By Faris Rizki Ekananda
6 comments:
Ohooo.. Prologue yang bikin penasaran :D
Boleh kasih saran sedikit? Sebenernya gak penting2 amat ;) cuma aku ngerasa feel ke frank nya Kurang Dapet.. Yah.. Walaupun udah Ku bilang tadi, gak penting2 amat ,karena frank juga tokoh pembantu kan? Tapi, menurut aku, ceritanya bakal Lebih idup lagi kalau feel ke franknya dapet. Kalau saran aku sih, buat dari sudut pandang frank juga :D Terus buat tokoh sang Kakak, kemunculannya sedbenernya bisa dibikin sedikit dramatis :) *apalah* pokoknya pinter2 kitanya yang mengatur kata per kata seapik Mungkin ^_^
And,overall, narasi nya udah bagus! (y) ditunggu yaa chap 1 nyaa ;;)
Makasih sarannya Candisa-chan :) klo ttg kakaknya.. aku sudah merencanakan sesuatu dichapter setelahnya ;) Hmm.. Frank itu tokoh utama.. disaat yang akan datang *evil smile* sistemnya mirip kayak Kane Chronicles nanti ;)
lanjutilah magistranyaa ris -_-
Udah kubuat sih chapter 1 nya ... tapi blom kuketik ;-( masih dalam bentuk tulisan tangan :-d
ini mano lanjutannyo?
There's a reason why I don't continue the story :)
Post a Comment